SSブログ

Huruf aneh, huruf keriting, huruf yang tidak terbaca komputer... (文字化け) [中級]

Kemarin saat menjawab pertanyaan di sebuah forum dari seorang rekan tentang nama masakan Indonesia dalam bahasa Jepang, huruf yang saya ketik muncul sebagai huruf yang aneh.

Anda tahu yang saya maksud dengan 野菜?

Kalau Anda tidak bisa membaca bagian belakang kalimat saya di atas, jangan salahkan mata Anda :) Masih bisa dibaca sih, tetapi berupa sederet angka dan karakter yang Anda pasti tidak bisa menebak artinya. Masih untung bukan karakter seperti ini: 文字化ã.

Saya mengetik 野菜 pada papan tuts komputer saya, tetapi yang muncul di forum tersebut adalah huruf yang tidak terbaca komputer itu. Huruf aneh, huruf keriting, huruf setan..., banyak julukan untuk mojibake tersebut.

Rupanya agar tulisan saya bisa terbaca dengan benar, saya harus mengirim imel langsung dari alamat imel saya, bukan melalui situs Yahoogroups.

***
中級 (chuukyuu): tingkat menengah, intermediate level
文字化け (mojibake): funny characters, garbled characters, unreadable characters
野菜 (yasai): sayur, vegetable


nice!(0)  コメント(5)  トラックバック(0) 

nice! 0

コメント 5

Arbee

huruf keriting! ! Ini dia kata yang selalu kunanti-nantikan. Ngga pernah kepikiran sampai ke sana.

Oh ya, bukan koreksi, tapi sekedar minta pendapat,ya,
Waktu aku membaca frase
0."karakter yang pasti Anda tidak bisa menebak artinya", aku rasa frase ini cukup bisa dimengerti dan sangat lazim, tapi susah untuk diterangkan.

Misalnya, waktu kita mendengar frase sbb,
1.sampah yang akan [ saya membuang]
Kita akan langsung tahu kalau kalimat itu pasti bukan buatan orang indonesia. Karena kalau orang Indonesia, pasti akan membuatnya sbb,
2. sampah yang akan [ saya buang]
dengan [ saya buang] sebagai sebuah kesatuan yang sering dinamakan "bentuk pasif" -dalam hal ini aku sedikit tidak setuju dengan panduan pusat bahasa-

Kalau mau diperluas,
3. mobil yang diimpor dari China
4. mobil yang rodanya diimpor dari China
perbedaan makna frase 3 dan 4 adalah pada apa yang diimpor.

kalau frase nomor 4 ini mau dibuat dengan kaidah nomor 0,
maka akan menjadi
5.mobil yang dari China kita mengimpor rodanya.

Pak Sasaki pernah menulis dalam blog beliau tentang fenomena ini. Tapi tetap saja susah untuk dijelaskan dengan pengetahuan tata bahasa standar tanpa pengetahuan linguistik.

Kalau aku, aku akan berusaha menggunakan frase nomor 4. Karena frase tersebut mudah dijelaskan dengan pengetahuan dasar tentang "struktur dua-subyek ,yaitu fenomena dalam kalimat-Gajah itu belalainya panjang.-" dan " pasif"

Salut deh! Aku masih perlu banyak belajar dari Dina ,nih, untuk mengemukakan ide dalam bahasa Indonesia. Karena di mixi, aku terlalu terbiasa menulis pake bahasa Jepang.
by Arbee (2008-02-07 02:59) 

sepedaku

Wah, lengkap banget paparannya. Makasih, Arbee!

Terus terang saja, aku menulis di blog ini tidak 100% menggunakan bahasa tertulis. Sebuah tulisan yang pernah kubaca menyebut, sms dan imel adalah bahasa lisan yang ditulis. Menurutku blog juga setali tiga uang, kebanyakan isinya bukan tulisan ilmiah yang harus 100% mengikuti kaidah penulisan bahasa ilmiah/jurnalistik.

Lalu, mau tidak mau, di otakku ada pengaruh bahasa-bahasa lain, seperti bahasa Jawa dan bahasa Inggris. Kebetulan kalimat tersebut mengandung kemiripan dengan tata bahasa Inggris yang sering kubaca. Kalau diinggriskan, penggalan kalimat tersebut kira-kira berbunyi, "...numbers and characters that you won't be able to guess their meaning". Kalau ada ahli bahasa Inggris di sini, mungkin ia bisa memberi tahu apakah bentuk seperti itu benar atau salah, hehehe...

Kalau penjelasan dari segi linguistik, aku menyerah deh, hehehe... Sangat mungkin Arbee benar dan kalimat yang kutulis di atas salah secara tata bahasa tertulis.

Agar penjelasan Arbee bermanfaat bagi pembaca dan tetap relevan, tulisan di atas kubiarkan apa adanya tanpa suntingan.

Tengkyu!
by sepedaku (2008-02-07 23:51) 

arbee

siiip. Dua-duanya boleh kok. Cuma dulu aku pernah ditanya waktu lagi ngajar coba-coba 2. Dan susah banget ngejawabnya.:)
Coba baca penjelasannya Pak Sasaki,ya, siapa tahu ditanya.
http://sanggar.exblog.jp/blog.asp?iid=2&acv=&dif=&opt=2&srl=6560004&dte=2007%2D12%2D14+12%3A20%3A00%2E000
by arbee (2008-02-08 01:35) 

sepedaku

Tengkyu tautannya.

(Sasaki-sensei, minta izin membahas di sini, ya...)

Sekadar mengomentari satu hal:

1) sesuatu yang ingin dikatakan (oleh) banyak orang di Venezuela
(http://sanggar.exblog.jp/6469922/)

Kalau tidak salah, aku pernah membaca entah di buku apa bahwa bentuk pasif seperti ini tidak dianjurkan. Kenapa? Karena penggalan kalimat tersebut "sesuatu yang ingin" agak aneh, "sesuatu" bisa memiliki keinginan?

Karena itu agar tidak membingungkan pembacanya, pola 1) sebaiknya dihindari, begitu bunyi buku itu. Padahal aku merasa akrab sekali dengan pola ini. Susah juga untuk menghindari pola-pola yang dianggap membingungkan.

Namanya juga bahasa...ada masalah rasa di sini.
by sepedaku (2008-02-08 11:23) 

アルビー

Pasti buku itu adalah "pengikut aliran pusat bahasa",ya笑。
Coba kalimatnya diubah sbb;
1. Ada sesuatu yang ingin [Anda katakan] sebelum berangkat?
INA Do you have [something to say] before you go ?
JPN 行く前に、(あなたが)言いたいことがあるの?

Kalimat 1 ini kalau mau diungkapkan dengan pola pasif yang lain bisa dikatakan hampir tidak mungkin. Dan waktu kita mendengar kalimat 1, tidak ada yang berpikir sbb;
2. Ada sesuatu (bisa benda bisa orang) yang ingin (supaya Anda berkata) sebelum berangkat.

Kalimat diatas bisa diganti dengan pola aktif,sbb;
3.Anda ingin mengatakan sesuatu[null] sebelum berangkat ?

Aku belum pasti benar karena belum pernah meneliti bahwa bisa jadi kenapa kita sering melakukan kesalahan dalam pemakaian bentuk pasif setelah "yang" itu disebabkan oleh keambiguan ini.Dari pada memakai bentuk;
Sesuatu yang ingin ( bentuk pasif)
Kita cenderung memakai bentuk;
Sesuatu yang [kita:agen pelaku] ingin (bentuk tanpa me-)...

Bahasa memang tergantung pada "rasa" masing-masing individu. Namun jika yang "merasakan hal yang sama" itu tidak hanya satu orang atau dua orang dan bisa jadi jika sebagian besar orang "merasakan hal yang sama dengan nuansa yang sama" , maka kita akan mendapatkan sebuah unsur "keobyektifan" dari sesuatu itu. Dan jika memang obyektif, maka cara berpikir science(ilmiah) bisa diterapkan dengan mencari aturan-aturan tertentu dari fenomena yang diduga obyektif itu.

Tapi memang susah juga,ya. Tentang bentuk pasif,kalau aku sih lebih setuju dengan pendapat Pak Sasaki (dan mungkin Pak Furihata juga berpendapat serupa).

Nanti kalau sudah sampai di coba-coba 2 pada bagian 受動態 , akan ada bagian yang membahas tentang kalimat pasif yang tidak dianjurkan. Yaitu kalimat-kalimat yang memakai modal(助動詞 itu bahasa Indonesianya apa,ya笑。)seperti ingin, mau, hendak dst, karena akan menimbulkan keambiguan.

4. Siapa yang mau dibunuh?
a. Siapa yang menginginkan dirinya dibunuh?
atau
b. Siapa yang akan menjadi target pembunuhan?

Keambiguan seperti ini, aku rasa wajar. Karena pada akhirnya yang menentukan apakah seseorang itu memahami kalimat 3 dengan pengertian a atau b adalah konteks.

Tapi ya apa boleh buat,ya. Linguistik normatif, pada taraf tertentu, memang harus dilaksanakan demi keefisienan.

waduh....aku harus tidur,...besok masih ada kelas...
by アルビー (2008-02-09 03:44) 

コメントを書く

お名前:
URL:
コメント:
画像認証:
下の画像に表示されている文字を入力してください。

トラックバック 0

Doa (祈り)Penutur asli (母語話者) ブログトップ

この広告は前回の更新から一定期間経過したブログに表示されています。更新すると自動で解除されます。