SSブログ

Kelakar nan Tidak Lucu [上級]

Ada beberapa hal di dunia ini yang benar-benar tidak saya sukai. Salah satunya, kelakar tidak lucu nan menyinggung perasaan.

Seorang teman meneruskan imel berisi kelakar di milis. Sebuah milis kecil yang beranggotakan kawan-kawan saya semasa kuliah dahulu. Saya menganggap isi kelakar itu melecehkan wanita. Sebenarnya saya enggan mengutipnya di sini. Tetapi baiklah, saya akan menuliskannya supaya Anda bisa memahami apa yang akan saya dedahkan di sini. Teks aslinya berbahasa Inggris. Kalimat-kalimat di bawah adalah terjemahan bebas saya.

+++
Seorang pria pulang, mendapati istrinya di ranjang dengan pria lain. Pria lain itu tidak lain temannya sendiri. Seketika itu juga ia marah dan menembak pria itu. Istrinya pun berkata, "Jika kamu terus bertindak seperti ini, kamu akan kehilangan SEMUA kawanmu."
+++

Apakah Anda bisa memahami mengapa saya tidak suka pada kelakar di atas? Kalau tidak, saya akan membantu Anda memahaminya dengan menuliskan salah satu alasan saya. Kelakar di atas mengandaikan si perempuan suka berselingkuh dan menganggap hal itu sebagai hal remeh. Nah, masalahnya kelakar di atas hanyalah satu dari beberapa kelakar, yang kebanyakan saya anggap bernada melecehkan wanita.

Saya pun bereaksi. Saya menuliskan imel singkat yang menyayangkan, di kala banyak orang berpendidikan, berposisi tinggi, bahkan sudah melanglang buana, ternyata masih ada orang yang bersemangat meneruskan kelakar tidak bermutu seperti itu. Saya menutup imel singkat itu: "Bebas berpendapat, ini pendapat saya. Dan siapa pun tetap bebas meneruskan imel itu."

Tiba-tiba si teman menasihati saya lewat jalur pribadi. Katanya, "Bahasa yang kamu pakai untuk mengingatkan kurang bijaksana, terlalu sinis." Lalu ia menambahkan, "Bukankah ajaran agama meminta agar kita berdakwah, saling mengingatkan, mengutarakan pendapat, dan berbicara dengan bijaksana..."

Saya membalas lagi. Kalau memang ia menganggap bahasa saya agak sinis dan kurang bijaksana, saya mohon maaf.

Di bawahnya saya tambahkan,
"Apakah kelakar yang Anda lontarkan itu sesuai dengan tuntunan agama, yaitu mengandung dakwah, saling mengingatkan, dan bijaksana?"

Mengapa saya yang mengingatkan justru dianggap tidak benar? Ingat, saya tidak akan bereaksi kalau ia tidak melontarkan kelakar yang tidak pada tempatnya itu.

Jika rakyat melancarkan protes dengan cara demonstrasi terhadap pemerintah (yang tidak menjalankan roda pemerintahan dengan benar, misalnya), apakah rakyat yang salah?

Orang-orang yang menikmati kelakar tidak bermutu semacam itu mungkin perlu melakukan hal-hal berikut:
1. Masukkan nama orang terdekat (misalnya ibu atau istri) ke dalam kelakar-kelakar tersebut untuk menggantikan nama tokoh di situ.
2. Minta orang terdekat itu membacanya dan perhatikan reaksinya.

Kalau orang terdekat itu tidak tersinggung sedikit pun, berarti zaman sudah edan. Saya pun harus bersiap-siap hijrah ke bulan.

Mari kita analogikan kelakar yang berbau diskriminasi tersebut dengan kelakar tentang agama, yang juga tidak saya sukai. Misalnya, kelakar yang mengolok-olok suatu agama, biasanya agama minoritas. Jika yang membaca dari golongan mayoritas, ia mungkin akan tertawa terbahak-bahak atas kelakar tersebut tanpa berpikir lebih dalam. Lain halnya jika yang membaca dari golongan minoritas, yang dijadikan bahan kelakar tersebut.

Bagi saya, kaum mayoritas yang menertawakan kaum minoritas sama dengan orang kaya yang tidak tahu penderitaan orang miskin.

Jika hal seperti itu sudah menjadi hal yang jamak di dunia ini, saya menduga sudah banyak orang yang melupakan kata ini: empati. Alamak!

***
上級 (joukyuu): tingkat lanjut, advanced level
nice!(0)  コメント(3)  トラックバック(0) 
共通テーマ:資格・学び

nice! 0

コメント 3

アルビー

Menarik sekali tulisan Dina yang satu ini.
Sesaat setelah membaca tulisan Dina,mula-mula saya tdk sependapat dengan Dina, tapi setelah saya renungkan, memang kadang sebagai manusia kita sering khilaf.

Sebenarnya dengan melihat reaksi kita terhadap sebuah lelucon, kita bisa introspeksi diri. Saya suka banget lelucon yang berbau perbedaan dialek. Misalnya bahasa Inggris ala jawa seperti, it doesnot eat-eat(waktu kita bicara tentang rem yang ngga berfungsi).Hal itu karena saya sering sekali melakukan kesalahan waktu belajar bahasa Inggris di bangku SMP dan SMU.

Pendeknya, sebuah lelucon bisa merangsang tawa, jika isi lelucon itu sangat dekat dengan kita. Sebenarnya pada saat kita tertawa, bukan isi lelucon itu yang kita tertawakan, tapi diri kita sendiri.

Jujur saja, waktu saya membaca lelucon ini, saya sempat tersenyum. Ini menandakan bahwa derajat saya mungkin belum mencapai tahap yg selayaknya.

Makasih,ya, atas tulisannya hari ini.
by アルビー (2008-05-16 02:08) 

sepedaku

Menertawai lelucon tidak selalu berarti menertawakan diri sendiri. Betul, saya sepakat, memang ada masanya ketika kita seperti menertawakan diri sendiri.

Nah, ada kalanya kita menertawai orang lain, biasanya karena kita kelompok mayoritas dan lelucon tersebut mengangkat topik kelompok minoritas. Ingat, lelucon berbau esek-esek lebih banyak mengangkat wanita sebagai bahan kelakar dan penikmat lelucon tersebut kebanyakan pria. Ini terjadi di Indonesia, saya kurang tahu bagaimana di negara lain.

Mengerti suatu kelakar juga berarti memahami budaya asal kelakar tersebut. Seorang ibu yang mengantar kami berkeliling negeri daun maple membawakan banyak gantungan kunci dan berujar, "Silakan pilih." Seorang teman menceletuk, "Ibu berjualan gantungan kunci, ya?"

Gerrr, si orang Indonesia. Tersinggung, si orang Kanada.

Saya kira tertawa atas suatu lelucon itu sah saja. Yang harus diperhatikan adalah apakah ada orang lain yang akan tersinggung dengan lelucon tersebut?

Tepa selira, kata orang Jawa. Kalau kita terbiasa tidak berempati, hati-hati, jangan sampai terpeleset dan kena batunya.

Hehehe...serius sedikit (笑).
by sepedaku (2008-05-22 10:28) 

Pasang Iklan Gratis

wow, ulasan yang menarik....sy jd banyak mengetahui ttg bahasa indonesia. salam kenal.
共有の有用な情報のおかげで
by Pasang Iklan Gratis (2010-11-17 05:23) 

コメントを書く

お名前:
URL:
コメント:
画像認証:
下の画像に表示されている文字を入力してください。

トラックバック 0

Jaminan Kesehatan Ma..Aduh! ブログトップ

この広告は前回の更新から一定期間経過したブログに表示されています。更新すると自動で解除されます。